PELITA CINTA

PELITA CINTA (Pergerakan Literasi SMKN Taman Fajar Ciptakan Karya Nyata) Hari ini salah satu impian saya terwujud, yaitu bisa menginjakkan kaki di kota Banda Aceh untuk mengikuti ajang bergengsi Festival Literasi Sekolah. Setelah melewati proses yang panjang, beberapa tahapan penyeleksian harus saya lalui yaitu dimulai dengan tes tulis yang memuat pertanyaan seputar literasi, dilanjutkan dengan tahap yang kedua yaitu presentasi di depan wakil kurikulum, pembina literasi, dan ketua PELITA. Tekad yang besar dan semangat pantang menyerah membuat saya akhirnya terpilih sebagai duta literasi yang akan mewakili SMKN Taman Fajar ke tingkat provinsi. Tidak ada seleksi di tingkat Kabupaten, kami langsung ditunjuk oleh Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur untuk berangkat ke Provinsi.

Pergerakan literasi di SMKN Taman Fajar telah berdiri sejak tahun 2016, yang diprakarsai oleh bapak Nurdin, S.Pd.MA dan Pembina literasi kami yaitu ibuk Susanti, S.Pd. Kegiatan-kegiatan basik untuk mencipatakan budaya literasi di sekolah mulai diterapkan, seperti membaca 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, mulai membuat pojok baca kelas, merekrut anggota PELITA, mengadakan pertemuan rutin, mulai mengikuti lomba-lomba literasi dam mulai menulis karya.

Pada saat itu, tidak hanya siswa-siswa yang mulai dikenalkan tentang literasi. Guru-guru SMKN Taman Fajar juga diwajibkan untuk menulis karya, sehingga lahirlah sebuah karya yang berjudul “Pergerakan Literasi SMKN Taman Fajar”. Kemudian karya-karya siswa pun ikut menyusul seperti “Sajak-Sajak Penaku”, “Meniti Pengalaman di Jeruji Virus Corona” dan karya-karya lainnya pun terus lahir seiring berkembangnya kegiatan literasi di SMKN Taman Fajar. Sehingga pada tahun 2018 siswa dari PELITA terpilih untuk mewakili provinsi Aceh ketingkat nasional yang pada saat itu diwakili oleh kk Rahmat Sugheri. Saat dia kembali ke SMKN Taman Fajar dia membawa begitu banyak pengalaman dan wawasan tentang kegiatan literasi di pulau Jawa, dia pun mulai mengajak siswa-siswi untuk masuk ke dalam organisasi PELITA.

Api semangat mereka pun mulai membara semenjak menyaksikan rekannya berangkat ke pulau Jawa dengan hanya menekuni bidang literasi. Tahun selanjutnya lahirlah moda literasi bergerak “Asli Keren” dimana pada saat itu anggota PELITA mengenalkan literasi kepada masyarakat sekitar, mereka berjalan membawa asongan yang berisisi buku-buku fiksi maupun nonfiksi. Setiap berjumpa anak-anak mereka akan menceritakan berbagai jenis dongeng dan cerita rayat.

Pada tahun selanjutnya, lahirlah sudut baca vokasi ”Kabasabe” yaitu sudut baca dengan konsep kafe, bedanya di kabasabe mereka tidak menyediakan minuman atau makanan melainkan menyediakan berbagai jenis buku dengan genre yang beragam. Pada tahun itu juga mulai dikenalkan membuat buku elektronik agar lebih mudah diakses dimana saja dan kapan saja. Tahun ini pula SMKN Taman Fajar berhasil menjuarai tiga cabang lomba sekaligus dalam ajang Festival Literasi Sekolah. Tahun berikutnya sebuah sudut baca vokasi kembali lahir yaitu ”TAPULA”. Tapula ini adalah sebuah sudut baca vokasi dengan konsep pondok, sehingga menghadirkan suasana yang menyenangkan untuk membaca. Pada tahun ini, SMKN Taman Fajar berhasil meraih juara 1 lomba sudut baca vokasi di tingkat Provinsi. Literasi terus berkembang di SMKN Taman Fajar sehingga lahirlah sudut baca vokasi “PELITA 4.0”. Sebuah sudut baca vokasi dengan konsep digitalilasi di dalamnya. Pada saat itu Pelita juga sudah mempunyai pustaka digital yang diberi nama “ Pelita Library” yang dapat diakses melalui barcode. Barcode-barcode tersebut dibagikan di sosial media dan ditempelkan di beberapa tempat agar lebih mudah diakses oleh warga SMKN Taman Fajar dan masyarakat sekitar. Sudut baca vokasi PELITA 4.0 berhasil meraih juara 2 lomba sudut baca vokasi di tingkat Povinsi. Berdasarkan buku panduan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), kegiatan literasi di SMKN Taman Fajar disusun dengan tiga tahapan, tahap pertama yaitu pembiasaan.

Adapun kegiatan-kegiatan yang telah diterapkan adalah menbaca buku 15 menit sebelum mata pelajaran dimulai dan membaca yasin bersama setiap hari jum’at. Kegiatan pembiasaan bertujuan untuk meningkatkan minat siswa untuk membaca. Tahap selanjutnya adalah tahap pengembangan, kegiatan-kegiatan yang telah diterapkan untuk mengembangkan kegiatan literasi di SMKN Taman Fajar antara lain yaitu merekrut anggota baru setiap tahun, mengadakan pertemuan rutin bersama dengan Pembina literasi, merayakan HUT pelita, mengadakan seminar literasi minimal setahun sekali, mengadakan lomba pojok baca kelas dan cipta puisi, pemilihan duta literasi, serta mengikuti lomba baik di tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Nasional, karena dengan berkompetisi kita bisa meningatkan kompetensi.

Tahap yang terakhir adalah tahap pembelajaran, guru-guru menerapkan literasi ke dalam proses pembelajaran. Seperti menerapkan pembelajaran berbasis digital, mengenalkan akun belajar id kepada siswa-siswi yang dapat digunakan untuk mengakses drive, goole class room, google meet dll. Selain itu, dalam setiap mata pelajaran guru-guru juga menerapkan literasi dengan cara memberikan contoh-contoh soal atau khasus dalam bentuk teks. Sehingga siswa-siswi diharuskan untuk menganalisis terlebih dahulu isi dari teks tersebut untuk dapat memahami materi yang diberikan oleh guru. Kami juga diajarkan mengisi soal-soal tentang literasi untuk persiapan ANBK.

Membangun budaya literasi di sekolah merupakan sebuah pekerjaan untuk mengukir peradaban yang literat di masa yang akan datang, sehingga dalam proses perjalanannya tidak jarang mengalami proses jatuh bangun. Membangun kebiasaan positif bukan merupakan proses yang instan, membutuhkan waktu yang panjang untuk menyadarkan semua orang tentang betapa pentingnya menerapka literasi di dalam kehidupan ini. Tetapi yakinkalah, sebuah kegagalan bukanlah akhir dari segalanya melainkan langkah pertama untuk mencapai kesuksesan. Pelita Cinta akan selalu abadi di dalam karya.

Penulis : Munawarrah (Siswi Kelas XII Akuntansi Tahun Pelajaran 2023-2024)

Berbagi :